Pagi itu saya berangkat ke sekolah agak cepat sekitar pukul 6:15 karena
banyak tugas yang belum kelar, bukan PR tapi semacam proposal karena
saya salah satu pengurus OSIS. Saat tiba di sekolah suasananya masih
sangat sepi, belum ada anak-anak yang datang. Pagi itu pun cuacanya
mendung dan gerimis, saya pun bergegas menuju kelas, dan dari kejauhan
saya melihat siswa perempuan lagi duduk2 di taman samping kelas. Dalam
hati "Yes.. ada kawan datang cepat juga :D "
"Eh.. kamu Dinda, cepat juga yah datangnya" sapaku.
"Ia Wik dah biasa pun", sambil senyum terpaksa.
"Ngapain duduk disini kan gerimis, yuk Din ke kelas".
"Jangan Wik, jangan masuk ke kelas dulu, tunggu anak2 ramai datang",
Dinda berusaha mencegatku dan mukanya kelihatan pucat, kaki tangannya
pun gemetaran gitu.
"Memang kenapa Din?" tanyaku.
"Gpp Wik, tadi pas aku masuk kelas kayak ada sesuatu gitu, sebaiknya kamu jangan masuk dulu sendiri".
"Oh.. baiklah, tapi aku masukin tas dulu ya. Nanti aku kesini lagi".
Tiba di kelas saya agak sedikit kaget karena semua meja dan kursi pada
berantakan bahkan di pojok belakang ada meja yang dinaikan ke meja lain
tapi modelnya kedua sisi meja tersebut yang berhimpitan. "Gila ne kelas,
siapa sih anak2 yang iseng ginian" pikirku dalam hati. Tapi sepertinya
semalam pas pulang sekolah baik2 aja deh dan ni kelas dikunci sama
penjaga sekolah.
Saya pun cuek aja, sambil membenarkan meja dan kursi saya yang juga ikut
berantakan soalnya saya harus menyelesaikan proposal dana untuk
perayaan Maulid di sekolah, Dinda pun saya abaikan. Asik-asiknya menulis
tiba-tiba aja suasana di kelas terasa aneh, kadang tercium aroma daun
pandan dan wewangian yang begitu menyengat, saya pun masih tetap cuek
dan biasa aja.
Namun tiba-tiba dari belakang terdengar suara meja digeser dan itu
terjadi sangat keras dan cepat. Pas saya menoleh kebelakang tidak ada
apa2, tidak ada orang, dan meja kursi pun masih diposisi semula. Saya
pun agak takut juga jadinya dan bergegas ke luar kelas menjumpai Dinda.
"Din, maksud kamu tadi melihat sesuatu itu apa sih, ga ada apa2 kok. Yok
temani aku dikelas, banyak tugas nih" saya mencoba tetap tenang dan
tidak menceritakan ke Dinda apa yang barusan saya alami. "Jangan dulu
Wik, nanti aja tunggu anak2 ramai. Tadi pas aku masuk kelas sendiri,
saya melihat meja dan kursi melayang-layang gitu, saya mencoba teriak
dan berlari dari situ tapi ga bisa. Agak lama tadi saya ketakutan di
kelas sendiri". Dinda memang sering ngalami hal2 aneh di sekolah dan dia
sangat sering kesurupan. "Ohh.. jadi kelas berantakan tadi apa
karena.." jawabku dalam hati.
Sekitar 20 menit kemudian suasana sekolah sudah agak ramai dan terlihat
cuma Candra dan Firman teman sekelas kami yang baru datang. "Din, yuk
masuk kelas. Tuh Candra dan Firman dah datang, gerimis nih". Akhirnya
Dinda pun setuju dan barengan masuk ke kelas. Namun tiba-tiba belum
sempat Dinda meletakkan tasnya dia terlihat bersikap aneh, seperti orang
ketakutan karena melihat sesuatu yang mengerikan gitu. Mukanya pucat,
matanya agak melotot dan sambil berjalan mundur menuju pintu kelas.
"Din kamu kenapa?" tanyaku.
"Ayo keluar, tolong bawa keluar aku dari sini".
"Kenapa Din, kamu liat apa?" tanyaku. Firman dan Candra kelihatan heran.
"Wik.. tolong pegang tanganku, aku mau jatuh ga kuat berdiri nih. Ayok kita keluar dari sini" pinta Dinda.
Dia pun terlihat pucat dan lemas sekali. Aku pun bergegas memegang
tangan Dinda dan Candra pun aku minta bantu. Namun sikap Dinda makin
aneh, dia berteriak-teriak gitu dan tangannya sangat dingin.
"Firman.. jangan disitu..!! dia ada disebelahmu, perempuan itu ada
disebelahmu" teriak Dinda. Sontak Firman yang lagi duduk santai di pojok
kelas terlihat ketakutan. Dinda pun makin menjadi-jadi dia berteriak ga
karu2an gitu dan akhirnya pingsan. Kami bertiga pun kebingungan dan
karena takut juga kami putuskan membawa Dinda ke rumah penjaga sekolah
karena kantor guru belum buka, masih terlalu pagi.
Setelah Dinda siuman dan keadaan normal kembali, Firman bertanya apa
yang dialami Dinda tadi. Cerita Dindapun membuat bulu kuduk ku berdiri,
dia mengatakan pas didalam kelas tadi dia melihat seorang wanita yang
berpakaian putih, rambutnya panjang dan agak acak2kan gitu, makhluk itu
duduk diatas meja pojok belakang tepat di dekat Firman tadi.
Dinda juga mengatakan ketika makhluk itu berdiri dan hendak
mendatanginya, bentuknya seram sekali seperti kuntilanak tapi berbadan
besar bahkan makhluk tersebut sedikit menunduk ketika hendak
mendekatinya dan pundak dari makhluk itu menyentuh langit-langit kelas
kami.
Saya pun benar2 ketakutan ketika membayangkan apa yang diceritakan Dinda dengan hal2 aneh yang saya alami dikelas tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar